GARAM dan zat kimia pengawet dalam daging olahan seperti dua iris daging babi asap atau sepotong sosis setiap hari bisa meningkatkan risiko penyakit jantung hingga lima puluh persen dan juga memicu perkembangan diabetes.
Peneliti dari Amerika Serikat mengungkap, garam dan zat kimia pengawet dalam daging olahan akan menganggu kesehatan jika produk tersebut dikonsumsi secara teratur. Sebelumnya, konsumsi ham dan daging babi asap dalam jumlah besar juga telah dikaitkan dengan kanker usus dan kanker payudara.
Studi ini mengungkap, daging merah seperti daging babi, sapi, dan domba yang belum diolah, tidak meningkatkan risiko penyakit.
Dalam studi ini, peneliti dari Harvard School of Public Health menganalisis kebiasaan mengonsumsi daging di antara lebih dari satu juta orang.
Peneliti mengklaim bahwa bukan dagingnya yang tidak sehat, tapi kandungan garam dan zat kimia pengawet yang digunakan dalam proses pengolahan. Garam meningkatkan tekanan darah, yang selanjutnya akan mendorong risiko gangguan jantung.
Pemimpin studi Renata Micha meyatakan, daging olahan mengandung garam empat kali lebih banyak dan zat pengawet kimia 50 persen lebih banyak dibandingkan daging yang belum diolah.
"Temuan ini lebih menunjukkan perbedaan garam dan zat pengawet, bukan lemak. Hal ini bisa menjelaskan peningkatan risiko penyakit jantung dan diabetes," tutur Micha, seperti dikutip situs dailymail.co.uk, Selasa (18/5).
Untuk menurunkan risiko serangan jantung dan diabetes, terang Micha, Anda sebaiknya mempertimbangkan tipe daging yang dikonsumsi. Daging olahan seperti bacon (daging babi asap), salami, sosis, hot dogs dan deli meat olahan merupakan tipe daging yang paling penting untuk dihindari.
Akan tetapi, Yayasan Jantung Inggris (British Heart Foundation) menyatakan bahwa tipe daging ini masih bisa menjadi bagian diet sehat jika dimasak dengan metode yang lebih sehat, seperti memanggang. (IK/OL-08)
sumber : www.mediaindonesia.com
0 komentar:
Posting Komentar