Kamis, 20 Mei 2010

Cerpen - Hary



Hary adalah seorang cowok yang baik hati, tetapi tak ada yang mau berpacaran dengannya karena dia cacat. Dia tidak pernah memiliki lagi tangan kirinya semenjak kecelakaan, yang pernah menimpanya dua tahun silam.

Suatu hari dia pergi ke rumah sakit untuk memasang tangan palsu, saat hary berjalan kaki menuju ruang dokter spesialis, tiba-tiba “Bukk!!” Hary menabrak seorang gadis hingga gadis itu terjatuh di lantai, “ Maaf-maaf, saya nggak sengaja” Hary merasa bersalah. “ nggak pa-pa, ini juga salahku koq, aku buta” jawab gadis itu, “boleh saya Bantu?” Tanya Hary, “iyah” Hary pun membantu gadis itu berdiri. “Oh iya, aku Hary, namamu siapa?”, “oh Hary, aku Desi”. “ Desi mau kemana, bisa saya bantu?”, “Aku mau ke kamarku, tapi aku tidak tau dimana”, “ya ampun, kenapa Desi bisa sampai disini?”, “Aku bosan di kamar terus, aku mau menghirup udara segar di luar sana”, “Lain kali, Desi jangan begitu lagi ya, Desi kan tak bisa melihat, kamar Desi nomor berapa?”, “nomor 9”, “baiklah, aku antar ya”, Hary pun mengantar Desi sampai ke kamar perawatannya.

“Makasih ya Hary, maaf sudah merepotkanmu”, “tidak masalah, saya senang koq bisa membantu, jangan begitu lagi ya, kalau Desi mau, saya bisa nemenin Desi pergi ke taman tiap sore”, “betulkah?” Tanya Desi, “iya, mulai besok saya akan menjadi matamu untuk pergi, oke”, “Makasih banyak ya, aku tunggu besok”, “Oke, sampai besok ya, saya mau pergi dulu, daah..”, “dah” Desi melambaikan tangannya. Hary pun pergi memasang tangan palsunya, dan sejak saat itulah, Hary selalu datang tiap sore untuk menemani Desi pergi ke taman, hati Hary tersentuh melihat keadaan Desi yang tidak dapat melihat, dia merasa beruntung, karena dia masih bisa melihat dunia yang begitu indah ini.

Tiga bulan berlalu, mereka sudah seperti sahabat, “Hary…”, “iya, kenapa Des?” kamu begitu baik padaku, meskipun aku buta, tapi kamu mau menjadi sahabatku, terima kasih ya Ry”, “iya, aku juga senang bisa jadi temanmu”, “seandainya aku bisa melihat, aku mau menjadi kekasihmu” kata gadis itu. Hary pun kaget, karena sebenarnya dia menyimpan rasa cinta kepada Desi, “Benarkah itu Des?”, “iya Ry, aku bersungguh-sungguh”. Seminggu kemudian, Desi melakukan operasi mata yang telah di donorkan oleh seseorang. Keesokan harinya, Desi pun dapat melihat kembali, “Aku bisa melihat, aku bisa melihat!” Desi sangat gembira, “Makasih ya Dok, makasih”, “Sekarang kamu boleh keluar, ada yang menunggumu di luar sana”, “iya Dok”, Desi pun keluar dari kamar perawatannya, dan melihat seseorang yang duduk di kursi depan kamarnya, “Kamu siapa?”, “Aku Hary Des”, Desi pun kaget, karena ternyata Hary juga buta dan memakai tangan palsu, “Bagaimana Des, kamu sudah bisa melihatkan, apa kamu mau menjadi kekasihku?”, “Tidak! siapa yang mau denganmu, kamu cacat, tangan saja tidak lengkap, aku tak sudi jadi kekasihmu!”. Hary pun hanya bisa tersenyum dan pergi meninggalkan Desi dengan memegang sebuah tongkat sebagai penglihatannya.

Keesokan harinya, Desi kembali ke Rumah sakit untuk menemui Dokter yang mengoperasinya kemarin. Sesampainya di Rumah sakit, Desi bertemu dengan Dokter tersebut, “Dok, saya penasaran, siapa ya yang mendonorkan mata ini untuk saya?”, “ooh, lelaki kemarin yang menunggu anda di luar, kalau tidak salah, namanya Hary” Jawab Dokter itu. “Desi pun meneteskan air mata, dia merasa sangat bersalah, dia pergi mencari Hary, hingga akhirnya Desi mendapat kabar, bahwa Hary sudah meninggal karena perampokan yang di alaminya, Hary tertusuk benda tajam hingga ia tak bernafas lagi.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More