Sabtu, 02 Oktober 2010

5 Cara Melatih Kita Berfikir Kreatif

KREATIF
Kreatif” hanyalah sebuah kata pendek dan sederhana. Namun, berkat pemikiran kreatif, kesuksesan besar, semisal kemajuan teknologi, industri, dan bidang lain, terjadi. Tidak berlebihan bila dikatakan, berpikir kreatif merupakan kunci keberhasilan.



Lalu, bagaimana cara untuk bisa berpikir kreatif? Berikut ini cara yang bisa dicoba :

1.Berpikir, semua bisa dilakukan



Yakinlah, sesuatu yang akan kita kerjakan mampu kita selesaikan. Artinya, harus optimis. Buang ungkapan bernada pesimis. Misal, ”Saya mungkin bisa mengerjakan”. Ganti dengan ungkapan penuh optimisme. Contoh, ”Saya pasti bisa mengerjakannya”, ”Bagi saya tidak ada kata menyerah!”. Pernyataan optimis melatih kita berani masuk ke persoalan. Pola pikir pun berkembang, karena dipaksa memeras otak untuk mewujudkan tekad itu.


2. Hilangkan cara berpikir konservatif

Pola berpikir konservatif ditandai dengan kekhawatiran untuk menerima perubahan, meski perubahan itu menguntungkan. Karena ingin mempertahankan gaya konservatif, perubahan ditanggapi secara dingin, bahkan dipersepsikan sebagai ancaman. Karena merasa nyaman atau diuntungkan dengan cara konservatif, ketika dituntut untuk mengubah pola pikir, kita takut akan mengalami kerugian. Hendaknya disadari, cara berpikir konservatif memasung pemikiran kreatif karena pikiran dibekukan oleh sesuatu yang statis. Padahal dalam berpikir kreatif unsur statis semestinya dihilangkan. Mulailah berpikir dinamis, dengan terus mengolah pemikiran untuk menemukan pola pikir efektif.
Ada tiga cara mengurangi atau menghilangkan pola berpikir konservatif.
Pertama, terbuka terhadap masukan. Masukan adalah bahan mentah sangat berharga. Lalu, kita mengolahnya menjadi “barang jadi” lewat pemikiran kreatif. Jadi, jangan takut dengan ide, usulan, bahkan kritik. Karena semua itu merangsang kita berpikir kreatif.
Kedua, mencoba pekerjaan atau hal di luar bidang kita. Untuk ”memperkaya” diri, pola pikir juga perlu menghadapi sesuatu yang berbeda dari biasanya.
Ketiga, harus proaktif. Kita dituntut ”menjemput bola” dalam menghadapi sesuatu, dan bukan ”menunggu bola”. Bertindak proaktif berarti membuat diri bebas memilih tindakan, tentu berdasarkan perhitungan matang. Ini bisa terjadi kalau kita mempunyai kreativitas berpikir



3. Tingkatkan kuantitas dan kualitas pekerjaan

Jangan cepat puas. Semakin cepat puas berarti menutup diri terhadap pekerjaan lain yang dapat memperkaya perkembangan pemikiran. Kesanggupan menerima pekerjaan lain, berarti kita membuka diri pada tantangan baru. Untuk itu kita dituntut berpikir cerdas dan efektif.
Dua hal perlu dilakukan,
Pertama, tambah kuantitas pekerjaan. Artinya, tidak perlu mengeluh bila di luar kesibukan kita masih ada hal lain yang perlu diselesaikan. Keterbukaan untuk menerima tambahan pekerjaan membuat kita melatih diri. Apakah dalam situasi tertekan, kita masih mampu berpikir? Yang berpikir kreatiflah yang mampu membangkitkan daya pikirnya.
Kedua, perbaiki kualitas hasil kerja. Ini mengandung makna, sekecil apa pun pekerjaan, kita tidak boleh mengabaikan kualitas hasilnya. Karena dari kualitas pekerjaan itu tercermin mutu pemikiran kita. Artinya, kalau pekerjaan kita berkualitas, itu menunjukkan mutu daya pikir kita. Semakin berkualitas hasil pekerjaan kita, semakin berkualitas pula pola berpikir kita.
4. Perbanyak kebiasaan bertanya
Bertanya merupakan indikator bahwa pikiran kita masih ”jalan” dan selalu dinamis. Dengan bertanya, berarti mencoba menguji daya kritis. Kebiasaan bertanya jangan dipahami bahwa kita ”tidak mengerti”. Tetapi harus dipahami sebagai munculnya dinamika pikiran. Bertanya merupakan sarana melatih pengembaraan daya kreativitas. Dengan bertanya, pemikiran kita bertemu dengan pemikiran orang lain yang mengandung hal-hal baru, sehingga cakrawala berpikir kita semakin luas. Juga membuat kita tidak terpaku pada pemikiran diri sendiri. Sebaliknya, kita mencoba meyakinkan apakah pemikiran kita sejalan dengan pemikiran orang lain? Hal ini membuat kita semakin kreatif karena berusaha terbuka terhadap pemikiran dari luar.

5. Jadi pendengar yang baik


Menjadi pendengar yang baik berarti sanggup mendengarkan setiap informasi dari luar. Dengan demikian kita mempunyai ”kekayaan”, banyak kesempatan untuk berpikir mengenai yang kita dengar. Apabila ingin menanggapi yang kita dengar, sudah tersedia banyak konsep pikiran untuk digunakan. Menjadi pendengar yang baik berarti mengerti betul setiap informasi yang masuk ke alam pemikiran. Kita dituntut untuk berpikir kreatif, sehingga sanggup merespons sesuai yang dikehendaki oleh dunia luar.




sumber :http://www.kaskus.us/showthread.php?t=5119081

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More